Sudahkah Anda Tersenyum hari ini...????

Selasa, 07 September 2010

^_6

Di bahuku ia menangis tersedu. Dalam isak tangisnya aku ingin mengucapkan sesuatu. Tapi Arrhhhhhh..... aku tak mau kalau dia marah setelah mendengarnya. Aku diam. Ia masih menangis di bahuku. Aku tak berani untuk mengusap bahunya agar ia lebih tenang. Hmm.... aku tak bisa. Karena dia bukan siapa2 aku. Ia sahabatku.... yah.... sahabat baikku. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu,...."ucapnya terbata dalam isakan tangisnya. Aku membiarkan dia tetap berada di bahuku. "Apa....."jawabku pelan. "Aku harap kamu tidak marah dan mau jujur kepadaku" tanyanya kembali. Aku melepaskan ia dari bahuku. "Aku tak akan marah dan aku pasti jujur.." jawabku tenang disertai senyuman manis. Ia menghirup nafas. Hyuffs.... "Apakah aku sahabatmu...."tanya ia sambil mengusap air matanya yang menggenang di pipi. Aku memngangguk "Yah... tentu sajah...". Jawabku singkat. "Apakah mungkin kalau aku suka sama kamu...???" tanyanya pelan. Aku diam. "Maksud kamu..?" tanyaku kurang mengerti. Ia memainkan pasir menggunakan ranting pohon yang kecil. Ia menulis namaku di pasir itu. Ia melingkari namaku. Aku hanya melihat ia menulis di pasir itu. Kemudian ia menuliskan namanya di bawah namaku itu. Aku tersenyum. Dan ia melihatku, menatap mataku lekat. Aku menunduk. Aku tak kuasa berhadapan mata dengan dia. "Sekarang lihatlah apa yang aku tulis untuk kita berdua...???" ucapnya sambil tersenyum. Aku tersentak kaget. "Kamu......" tuturku padanya heran. "Kenapa..... aku salah menulis ini?" tanyanya merasa bersalah. Aku menggeleng. "Kamu ga salah.... kenapa kamu menulis itu" tanyaku penasaran. Ia diam sejenak. Kemudian menatapku. "Karena kita adalah sahabat......" jawabnya singkat padat. Aku mengeja tulisan yang ia tulis di pasir itu. . apakah mataku ini yang sudah rabun? gumamku dalam hati. Kamu serius....?" tanyaku khawatir. Ia diam dan mengangguk. "Kenapa...." tanyaku kembali. Ia menatapku lekat... dan kemudian tertawa. Aku heran melihat ia tertawa. "ko kamu ketawa?" tanyaku heran. Ia berhenti tertawa. "Hm....... sebenarnya...???" ia menatap lautan lepas. Matanya yang bening sesekali memberi keteduhan pada hati ini. "Aku tak ingin jadi sahabat kamu...." ia menatapku. Ia melihat ku penuh kelembutan. "Aku....." kataku terputus. Ia melekatkan jarinya pada bibirku. "Jangan katakan apapun....." jarinya masih menempel dibibirku. Aku menatapnya. Melihat ke dalam bola matanya. Ia pun sama."Lalu apa mau kamu...." ucapku melepaskan jarinya. "Aku tak ingin jadi sahabat, karena sahabat hanya membuat aku sakit, karena sahabat hanya membuat aku menangis, karena sahabat aku tak bisa memiliki kamu seutuhnya. Karena aku ingin aku menjadi pendamping hidupmu, kekasih yang selalu ada di dekat kamu..."jelasnya sambil menitikan air mata. Aku menatapnya, melihat kedalaman hatinya. Aku begitu tak mempercayainya. Perasaanku campur aduk. Ternyata selama ini aku mempunyai perasaan yang sama dengannya. Aku mengusap air matanya. "Kamu ingin menjadi kekasihku...?" tanyaku penuh kelembutan. Ia mengangguk. Angin berhembus memberikan kesegaran pada kami berdua. "kenapa kamu ga bilang dari dulu..." tanyaku padanya. Suara deruan ombak seperti alunan simponi indah. "Aku takut kalau aku merusak persahabatan kita...." jawabnya padaku, Aku tersenyum. "Aku pikir juga seperti itu,,,,,,, ucapku sambill tersenyum padanya...." . Angin pantai berhembus syahdu. Menemani cerita aku bersama dengannya.

Tidak ada komentar: