Sudahkah Anda Tersenyum hari ini...????

Selasa, 31 Maret 2009

Afwan ukhti......

Tak terasa pagi berganti malam,hari berganti minggu,dan..............ah..........semuanya terasa begitu cepat berlalu.Rasanya baru kemarin aku duduk di bangku SMA sekarang aku sudah di hadapkan pada tuntutan keluarga agar aku segera bekerja.Dan hal itu membuatku pusing........
Yah......tahu lah sahabat Sebagai anak laki-laki ku harus bisa membantu ekonomi keluargaku.Apalagi ekonomi keluargaku terbilang cukup,ga parah-parah amat.Namun aku tak terlalu mempemasalahkan itu.Keinginanku setelah lulus SMA adalah kuliah di salah satu Universitas faforitku.Dan itu telah sejak lama aku inginkan.Namun..........nasib belum berpihak padaku.Dan Allah belum mengijinkanku untuk kuliah.Sementara aku di SMA mempunyai sahabat ukhti yang begitu baik padaku.Hanum kupanggil namanya.Sosok perempuan yang begitu sempurna.Bibir merah senantiasa merekah seperti kuncup bunga mawar.Setiap kali istirahat sekolah ia selalu mengajakku untuk mengerjakan shalat duha.Dan itu aku ikuti.Karena aku lebih suka berdiam di mesjid ketika jam istirahat tiba.
"Oh....ya Ka lulus SMA nanti kamu mau ngelanjutin kemana?"tanya Hanum saat ku akan mengerjakan tugas Kimia dari profesor.
"InsyaAllah Num pengennya sih aku masuk journalis atau kalau ga itu,masuk Kesehatan Masyarakat di Depok"jawabku sambil menutup buku.
Hanum mengangguk."kamu sendiri rencananya kemana ni,masih sama ga kaya dulu?"tanya ku padanya.
Hanum tersenyum.Hyufssss ia menghela nafas panjang.Seperti ada beban yang tersimpan dalam dadanya."Ga tau ni Ka,Umi sama Abiku menginginkanku masuk Hukum"jawabnya kecewa.Ia merenung.Dan menampakan wajah yang murung."kamu udah ngomong sama Umi dan Abi kamu?"jawabku disertai senyum."Udah Ka,kalu Umi ga masalah,Umi udah paham dengan keinginan Hanum,tapi Abi ga mau berubah,bahkan Abi bilang kalau ga masuk Hukum lebih baik ga kuliah...."tuturnya sambil merobeki kertas keci-kecil."Menurut kamu giman ka,aku ikuti Abi atau kata hatiku...."tanyanya meminta pendapat padaku.
"Kalau menurut aku sih kamu ikuti apa kata hati kamu aja Num,kan itu lebih baik?"saranku padanya."Tapi kamu udah shalat istikharah.....?"tanyaku melanjutkan.Ia diam sejenak."Udah Ka....??tapi belum ada jawaban dari shalatku itu."jawabnya lemas.Aku menatap hanum.balutan jilbab yang melindungi dibadannya begitu mempesona.Dan bola mata yang hitam bersih.Segera kualihkan pandanganku.Karena kusadar itu tidak baik."Sabar ya Num,kelulusan kan 1 bulan lgi jadi ada waktu untuk membujuk Abimu supaya bisa menerima pendapatmu"ucapku menenangkannya.

****

sebulan telah berlalu,seperti angin yang berhembus.Tiba saatnya kelulusan tiba.Suasana riuh gemuruh oleh suara wali murid yang sudah hadir di sekolah.Terdengar dari beberapa wali murid tengah membicarakan masa depan anaknya masing-masing.Ada yang mau melanjutkan ke perguruan tinggi,ada yang mau bekerja saja,dan yang lucunya lagi dari obrolan wali murid tadi terdengar ada anaknya yang mau menikah setelah lulus SMA ini.Tapi tak masalah.Aku tak menghiraukan hal itu.
Aku tak melihat hanum di sekolah.Aku berusaha mencarinya.Kulihat ruangan-ruangan nampak kosong.
"Kemana hanum,apa dia sakit?"lirihku dalam hati."Tapi kenapa Umi dan Abinya juga ga da si sekolah?".Segera ku SMS Hanum untuk menanyakan keadaan yang sebenarnya.Tapi ga da balasan ke HP ku.
Ruangan sudah penuh oleh siswa dan wali murid.Dan itu sangat menegangkan.Terdengar suara Pa Yusuf tengah mengumumkan peringkat yang mendapatkan nilai tertinggi di sekolah.
"Baik Ibu dan Bapak semuanya saya akan membacakan siapa saja yang mendapatkan nilai tertinggi di sekolah ini,dan saya harap semua hadirin bisa tenang"Ucap Pak Yusuf selaku wali kelas ku.
"Siswa yang mendapat nilai tertinggi di sekolah ini jatuh pada......."kata Pak Yusuf terputus.Dan itu membuat tegang semua yang hadir diruangan itu."Oh ya hadirin semua selain mendapat nilai tertinggi di sekolah ini,nilai ujiannya juga tertinggi di tingkat provinsi".Semua tepuk tangan.Karena bangga ada siswa dari sekolah tesebut yang mendapatkan nilai tertinggi di Provinsi.
"Jatuh pada.............."
"Marap hadirin harap tenang"
"jatuh pada.................Hanum Sri Wulandari"ucap Pak Yusuf semangat.
Ruangan dipenuhi suara tepuk tangan hadirin.Aku pun begitu bangga saat nama itu disebutkan.Tapi sayang dia tidak ada disini.Andai dia disini pasti dia senang sekali mendengarnya.

Hanum menghilang tanpa kabar.Bahkan sms ku pun tak ada yang di balasnya.

Beberapa Minggu setelah kelulusan.
Hanphone kuberdering.Kulihat layar handphoneku.Hanum Memanggil.
Segera ku angkat telpon darinya.
"Hallo Assalamualaikum...."Ucap ku mengawali
"Waalaikum salam ka"jawabnya dengan suara parau.
"Hallo ini hanum kan?"tanyaku tak percaya.
"Iya ni ka ini aku hanum,afwan yah sms kamu ga pernah aku balas."
"ya ga pa2 Num,kamu baik2 ja kan?kamu kenapa Num?Ko suara kamu serak gitu sih"tanyaku mengintrogasi.
"ya bentar dong ku kan blm selesai ngomongnya Ka?kamu dengerin ku dulu yah biar ku jelasin semuanya sama kamu?"jawabnya penuh kelembutan.
"sebenarnya waktu pengumuman kelulusan itu aku sama Abi ku sempat kesekolah,Tapi sesuatu hal terjadi pada Abiku Ka,Ia jatuh saat mau ke sekolah?Akupun tak tahu kenapa itu bisa terjadi,'kemudian Abi di bawa ke Rs terdekat.Aku sangat sedih sekali Ka saat itu.Setelah dokter memeriksa keadaan Abi ternyata Abi terserang kanker otak, dan kamu tahu Ka?Kangker otaknya sudah stadium 3.Aku tak tahu harus gimana?setelah Abi siuman ia berpesan agar aku masuk Fakultas yang Abi inginkan.Di sisi lain pun aku sangat sedih sekalikarena keinginanku untuk menjadi seorang perawat seketika hancur lebur."Jelasnya padaku diikuti isakan tangis.Aku tak tega mendengar tangisannya itu.Ingin rasanya aku ada di sampingnya untuk bisa menenangkannya.Tapi ah........itu tidak mungkin.Sekarang aku tidak ada di tempat tinggalku.Ketika lulus SMA itu aku langsung ke jakarta ke rumah pamanku.
"Ukhti.....aku tau apa yang Hanum rasakan sekarang ini,dan akupun bisa merasakan betapa berat cobaan yang ukhti hadapi sekarang ini,tapi ingatlah ukhti Allah Maha Tahu segalanya.Dibalik setiap masalah pasti ada hikmah.Afwan Ukhti karena aku tak bisa melihat kondisi Abi dan Ukhti."


"Afwan Ukhti........Semoga Allah memberikan jalan keluar dari masalah kita?"
"Afwan ukhti..........."
Akupun ikut menangis haru,karena aku sudah berjanji padanya untuk selalu ada disisinya.
"Afwan......."


1 komentar:

senyum 229 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.